Senin, 14 Desember 2009

askep osteoporosis

OSTEOPOROSIS
Osteoporosis adalah gangguan metabolisme tulang,sehingga massa tulang berkurang.Komponen matriks tulang,yaitu mineral dan protein berkurang.resorpsi terjadi lebih cepat dari pada formasi tulang,sehingga tulang menjadi tipis(Pusdiknakes,1995).
Osteoporosis adalah kelainan dengan penurunan massa tulang total.Pada kondisi ini terdapat perubahan pergantian tulang homeotatis normal,kecepatan resopsi tulang lebih besar daripada kecepatan pembentukan tulang,yang mengakibatkan penurunan massa tulang total(Brunner & Suddarth,2000).Jadi,osteoporosis adalah kelainan atau gangguan yang terjadi karena penurunan massa tulang total.
Kondisi ini menyebabkan terjadinya pelebaran sumsum tulang dan saluran havers.Trabekula berkurang dan menjadi tipis.Akibatnya,tulang mudah retak.Tulang yang mudah terkena osteoporosis adalah vertebrata,pelipis, dan tengkorak.
Tulang secara progresif menjadi porus,rapuh, dan mudah patah.Tulang menjadi mudah fraktur dengan stres yang tidak akan menimbulkan pengaruh pada tulang normal.Osteoporosis sering mengakibatkan fraktur kompresi.Fraktur kompresii ganda vertebra mengakibatkan deformitas skelet.
Perkembangan osteoporosis sangat kompleks,meliputi faktor-faktor nutrisi,fisik,hormon dan genetik.Tiga faktor utama yang memengaruhi osteoporosis adalah:
1. Defisiensi kalsium.Defisiensi kalsium dapat disebabkan oleh asupan kalsium dalam makanan yang tidak adekuat sehingga mempercepat penurunan massa tulang.Menurunnya kalsium ada hubungannya dengan bertambahnya usia karena berkurangnya absorpsi kalsium,tidak adekuatnya asupan vitamin D,atau penggunaan obat-obat tertentu(mis,kortikosteroid dalam waktu yang lama).
2. Kurangnya latihan fisik teratu.Imobilisasi dapat menyebabkan menurunnya massa tulang .Olahraga atau latihan fisik yang teratur dapat mencegah penurunan massa tulang.
3. Jenis kelamin.Hormon reproduksi memengaruhi kekuatan tulang pada wanita pascamenopause,hormon reproduksi dan timbunan kalsium tulang menurun.Hormon wanita yang sangat menurun dalam hal ini adalah estrogen.Dengan demikian,wanita lebih cepat mengalami osteoporosis daripada pria.Wanita usia 45 tahun memperlihatkan bukti pada sinar-X adanya osteoporosis,sedangkan pada pria terjadisetelah usia 70 tahun.Selain tiga hal tersebut,gangguan kelenjar endokrin dapat menyebabkan osteoporosis yaitu penyakit Chusing,tirotoksikosis,atau hipersekresi kelenjar adrenal.Faktor lain risiko terjadinya osteoporosis adalah kurang terpajan sinar matahari,banyak mengonsumsi alkohol,nikotin, dan kafein,kurang aktivitas fisik,atau adanya riwayat keluarga dengan osteoporosis.
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1. Riwayat keperawatan.Dalam pengkajian riwayat keperawatan,perawat perlu mengidentifikasi adanya;
a. Rasa nyeri/sakit tulang punggung(bagian bawah),leher,dan pinggang.
b. Berat badan menurun.
c. Biasanya diatas 45 tahun.
d. Jenis kelamin sering pada wanita.
e. Pola latihan dan aktifitas.
f. Keadaan nutrisi(mis.,kurang vitamin D dan C,serta kalsium)
g. Merokok,mngonsumsi alkohol dan kafein.
h. Adanya penyakit endokrin:diabetes melitus,hipertiroid,hiperparatiroid,sindrom Cushing,akromegali,hipogodisme.
2. Pemerisaan fisik:
a. Lakukan penekananpada tulang punggung terdapat nyeri tekan atau nyeri pergerakan.
b. Periksa mobilitas pasien.
c. Amati posisi pasien yang nampak membungkuk.
3. Riwayat psikososial.Penyakit ini sering terjadi pada wanita.Biasanya sering timbul kecemasan,takut melakukan aktivitas,dan perubahan konsep diri.Perawat perlu mengkaji masalah-masalah psikologis yang timbul akibat proses ketuaan dan efek penyakit yang menyertainya.
Diagnosis keperawatan
Berdasarkan data pengkajian,diagnosa keperawatan untuk pasien osteoporosis yang mengalami fraktur vertebra spontan sebagai berikut:
1. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan proses penyakit.
2. Gangguan konsep diri; perubahan citra tubuh dan harga diri yang berhubungan dengan proses penyakit.
3. Nyeri yang berhubungan dengan fraktur dan spame otot.
4. Risiko cedera (fraktur) yang berhubungan dengan tulang osteoporosis.
5. Kurang pengetahuan tentang perawatan di rumah.
Intervensi dan implementasi keperawatan
Intervensi dan implementasi keperawatan yang dilakukan sesuai dengan diagnosis yang ditemukan,seperti yang digambarkan pada tabel dibawah ini.

Diagnosa keperawatan Tujuan keperawatan Intervensi keperawatan
Hambatan mobilitas Dapat meningkatkan mobilitas dan aktivitas fisik Gunakan matras dengan tempat tidur papan untuk membantu memperbaiki posisi tulang belakang.
Bantu pasien menggunakan alat bantu walker atau tongkat.
Bantu dan ajarkan latihan ROM setiap 4 jam untuk meningkatkan fungsi persendian dan mencegah kontrktur.
Anjurkan menggunakan brace punggung atau korset,pasien perlu dilatih menggunakannya dan jelaskan tujuannya.
Kolaborasi dalam pemberian analgetik,estrogen,kalsium, dan vitamin D.
Kolaborasi dengan ahli gizi dalam program diet tinggi kalsium serta vitamin C dan D.
Kolaborasi dengan petugas laboratorium dalam memantau kadar kalsium.


Gangguan konsep diri Dapat menggunakan koping yang positif Bantu pasien mengekspresikan perasaan dan dengarkan dengan penuh perhatian.Perhatian sungguh-sungguh dapat meyakinkan pasien bahwa perawat bersedia mem bantu mengatasi masalahnya dan akan tercipta hubungan yang harmonis sehingga timbul koordinasi.
Klarifikasi jika terjadi kesalahpahaman tentang proses penyakit dan pengobatan yang telah diberikan.Klarifikasi ini dapat meningkatkan koordinasi pasien selama perawatan.
Bantu pasien mengidentifikasi pengalaman masa lalu yang menimbulkan kesuksesan atau kebanggaan saat itu.Ini dapat membantu upaya mengenal diri dan menerima diri kembali.
Identifikasi bersama pasien tentang alternatif pemecahan masalah yang positif.Hal ini akan dapat mengembalikan rasa percaya diri.
Bantu untuk meningkatkan komunikasi dengan keluarga dan teman.
Nyeri yang berhubungan dengan fraktur dan spasme otot Nyeri reda Anjurkan istirahat di tempat tidur dengan posisi telentang atau miring.
Atur posisi lutut fleksi,meningkatkan rasa nyaman dengan merelaksasi otot.
Kompres hangat intermiten dan pijat punggung dapat memperbaiki relaksasi otot.
Anjurkan posisi tubuh yang baik dan ajarkan mekanika tubuh.
Gunakan korset/brace punggung saat pasien turun dari tempat tidur.
Kolaborasi dalam pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri.

Risiko cedera(fratur)yang berhubungan dengan tulang osteoporosis Cedera tidak terjadi Anjurkan melakukan aktifitas fisik untuk memperkuat otot,mencegah atrofi,dan memperlambat demineralisasi tulang progresif.
Latihan isometrik dapat digunakan untuk memperkuat otot batang tubuh.
Anjurkan pasien untuk berjalan,mekanika tubuh yang baik,dan postur tubuh yang baik.
Hindari aktivitas membungkuk mendadak,melengok,dan mengangkat beban lama.
Lakukan aktivitas di luar ruangan dan di bawah sinar matahari untuk memperbaiki kemampuan tubuh menghasilkan vitamin D.

Kurang pengetahuan Memahami osteoporosis dan program pengobatan Jelaskan pentingnya diet yang tepat,latihan,dan aktivitas fisik yang sesuai,serta istirahat yang cukup.
Jelaskan penggunaan obat serta efek samping obat yang diberikan secara detail.
Jelaskan pentingnya lingkunganyang aman aman.
Misalnya,lantai tidak licin,tangga menggunakan pegangan untuk menghidari jatuh.
Anjurkan mengurangi kafein,alkohol,dan merokok.
Jelaskan pentingnya perawatan lanjutan.

Evaluasi keperawatan
Setelah dilakukan intervensi keperawatan diharapkan:
1. Aktivitas dan mobilitas fisik terpenuhi
a. Melakukan ROM secara teratur.
b. Menggunakan alat bantu saat aktivitas.
c. Menggunakan brace/korset saat aktivitas.
2. Koping pasien positif
a. Mengekspresikan perasaan.
b. Memilih alternatif pemecahan masalah.
c. Meningkatkan komunikasi.
3. Nyeri berkurang/hilang
a. Mengalami peredaran nyeri saat istirahat.
b. Mengalami ketidaknyamanan minimal selama aktivitas sehari-hari.
c. Menunjukkan berkurangnya nyeri tekan pada tempat fraktur.
4. Tidak terjadi cedera
a. Mempertahan postur tubuh yang baik.
b. Menggunakan mekanika tubuh yang baik.
c. Latihan isometrik.
d. Berpartisipasi dalam aktivitas di luar rumah.
e. Menghindari aktivitas yang menimbulkan cedera.
5. Mendapatkan pengetahuan mengenai osteoporosis dan program pengobatan
a. Menyebutkan hubungan asupan kalsium dan latihan fisik terhadap massa tulang.
b. Mengonsumsi kalsium dengan jumlah yang mencukupi.
c. Meningkatkan latihan fisik.
d. Mengetahui waktu perawatan lanjutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar