Rabu, 11 November 2009

askep Glomerulonefritis Akut

GLOMERULONEFRITIS AKUT

I. Glomerulonefritis Akut
A. Defenisi
Glumerulonefritis akut adalah istilah yang secara luas digunakan yang mengacu pada sekelompok penyakit ginjal dimana inflamasi terjadi di glomerulus.
B. Insiden
Pada kebanyakan kasus, stimulus reaksi ini berasal dari infeksi streptokokus grup A di kerongkongan, yang biasanya mencetuskan awitan glomerullonefritis dengan interval 2 sampai 3 minggu. Produk streptokokus, berlaku sebagai antigen, menstimulasi sirkulasi antibody dan menghasilkan endapan kompleks di glomerulus, menyebabkan cedera pada ginjal. Glomerulonefritis juga dapat disertai demam scarlet dan impetigo ( infeksi pada kulit) dan infeksi virus akut (infeksi pernafasan atas, gondongan, varicella, Epstein Barr, hepatitis B, dan infeksi HIV). Glomerulonefritis dapat diklasifikasikan sebagai cedera glomerulus primer atau sekunder, gangguan primer dalah penyakit sistemik. Glomerulonefritis akut adalah penyakit yang terutama yang menyerang individu muda, namun demikian pembentukan virus glomerulonefritis terjadi pada semua spectrum usia.
C. Patofisiologi
Proliferasi seluler ( peningkatan produksi sel endotelia yang melapisi glomerulus), infiltrasi lekosit ke glomerulus dan penebalan membrane filtrasi glomerulus atau membrane basal menghasilkan jaringan parut dan kehilangan permukaan penyaring. Pada glumerolusnefritis akut, ginjal membesar, bengkak dan kongesti. Seluruh jaringan renal-glomerulus, tubulus dan pembuluh darah_dipengaruhi dalam berbagai tingkat tanpa memperhatikan tipe glomerulonefritis akut yang ada.

D. Manifestasi Klinis
Glomerulonefritis mungkin ringan sehingga dapat diketahui secara incidental melalui urinalisis rutin, atau riwayat mungkin menunjukkan episode faringitis atau tonsillitis sebelumnya, disertai demam. Pada bentuk penyakit yang lebih parah, pasien mengeluh adanya sakit kepala,malese, edema wajah, dan nyeri panggul. Hipertensi ringan sampai berat dapat dijumpai, dan nyeri tekan di seluruh kostovertebral ( CVA) umumnya terjadi.
E. Evaluasi Diagnostik
Gambaran primer glomerulus akut adalah hematuria (darah dalam urin) mikroskopik atau makroskopik (gros). Urin tampak berwarna kola akibat sel darah merah dan butiran atau sedimen protein. Proteinuria, terutama albumin,juga terjadi akibat meningkatnya permeabilitas membran glomerulus. Kadar komplemen serum menurun tetapi secara umum kembali kenormal dalam 2 sampai 8 minggu.
F. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan glomerulonefritis akut adalah untuk melindungi fungsi ginjal dan menangani komplikasi dengan tepat. Jika diduga terdapat infeksi streptokokus sisa, penisilin dapat diresepkan. Tirah baring dianjurkan selama fase akut sampai urin berwarna jernih dan kadar BUN, kreatinin, dan tekanan darah kembali ke normal.
II. Glomerulonefritis Kronik
A. Patofisiologi
Glomerulonefritis kronok kaitannya mungkin seperti glomerulonefritis akut atau tampak sebagai tipe reaksi antigen-antibodi yang lebih ringan, kadang-kadang sangat ringan sehingga terabaikan. Korteks mengecil menjadi lapisan yang tebalnya 1 sampai 2 mm atau kurang. Berkas jaringan parut merusak sisa korteks, menyebabkan permukaan ginjal kasar dan ireguler.
B. Manifestasi Klinis
Gejala glumerulonefritis kronik bervariasi. Banyak pasien dengan penyakit yang telah parah memperlihatkan kondisi tanpa gejala sama sekali untuk beberapa tahun. Kondisi mereka secara insidental dijumpai ketika terjadi hipertensi atau peningkatan kadar BUN dan kreatinin serum. Diagnosis dapat ditegakkan ketika perubahan vaskuler atau perdarahan retina ditemukan selama pemeriksaan mata. Myoritas pasien juga mengalami gejala umum seperti kehilangan berat dan kekuatan badan, peningkatan iritabilitas, dan peningkatan berkemih di malam hari (nokturia). Sakit kepala, pusing, dan gangguan pencernaan umumnya terjadi. Seiring dengan berkembangnya glomerulonefritis kronok, tanda dan gejala insufisiensi renal dan gagal ginjal kronik ndapat terjadi. Pasien tampak sangat kurus, pigmen kulit tampak kuning keabu-abuan dan terjadi edema perifer (dependen) dan periorbital.
C. Evaluasi Diagnostik
Sejumlah nilai laboratorium abnormal muncul. Urinalisis menunjukkan gravitasi spesifik mendekati 1.010, berbagai proteiuria, dan endapan urinarius (butir-butir protein yang disekresi oleh tubulus ginjal yang rusak).
Glomerulus menurun dibawah 50 ml/ menit, perubahan berikut dapat dijumpai:
• Hiperkalemia akibat penurunan ekskresi, masukan dari makanan dan medikasi, asidosis, dan katabolisme.
• Asidosis metabolic akibat sekresi asam oleh ginjal dan ketidakmampuan untuk regenerasi bikarbonat.
• Anemia akibat penurunan eritropoesis (produksi sel darah merah)
• Hipoalbuminemia disertai edema akibat kehilangan protein melalui membran glomerulus yang rusak.
• Serum posfor meningkat akibat penurunan ekskresi renal.
• Serum kalsium meningkat (kalsium terikat pada fosfor untuk mengkompensasi peningkatan kadar serum fosfor)
• Hipermagnesemia akibat penurunan ekskresi dan ingesti antasid yang mengandung magnesium.
• Kerusakan hantaran saraf akibat abnormalitas elektrolit dan uremia.
D. Penatalaksanaan
Gejala yang muncul pada pasien glomerulonefritis kronis akan menjadi pedoman penanganan rawat jalan. Jika terdapat hipertensi tekanan darah diturunkan dengan natrium dan pembatasan cairan. Protein dengan nilai biologis yang tinggi (produk susu, telur, daging) diberikan untuk mendukung status nutrisis yang baik pada pasien. Jika edema berat terjadi, pasien harus tirah baring. Kepala tempat tidur dinaikkan untuk kenyamanan dan diuresis. Berat badan harian dipantau, dan diuretic digunakan untuk mengurangi kelebihan cairan. Masukan natrium dan cairan disesuaikan dengan kemampuan ginjal pasien untuk mengekskresi air dan natrium. Dimulainya dialisis dipertimbangkan diawal terapi untuk menjaga agar kondisi fisisk pasien tetap optimal., mencegah ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, dan mengurangi resiko komplikasi gagal ginjal.



E. Intervensi Keperawatan
Jika pasien dirawat di rumah sakit atau layak untuk mendapat kunjungan rumah, perwat akan mengobservasi perubahan status cairan dan elektrolit pasien dan tanda-tanda kemunduran fungsi adrenal. Tingkat kecemasan pada pasien dan keluarga sangat tinggi.

1 komentar: